SKRIPSI
Tradisi Tawar Penyakit Denah Pada Masyarakat Desa Lalang
Pada masyarakat Desa Lalang,pengobatan tradisi tawar denah merupakan suatu alternatif untuk mengobati sebuah penyakit yang tiba-tiba tanpa di sadari menimbulkan rasa hangat serta panas pada bagian kaki dengan membengkak dan berwarna kemerah-merahan,seperti dalam bahasa melayu “mengening”dengan tiba-tiba dan dalam waktu singkat. Sakit yang di rasakan datangnya di waktu matahari mulai agak tenggelam sampai matahari gelap.Dari tanda-tanda seperti ini si dukun langsung memfonis seseorang yang mengalami gejala seperti ini dengan penyakit denah,oleh karena itu satu-satu jalan untuk mengobatinya adalah dengan tawar denah.Penyakit ini di sebabkan karena tersampuk atau keteguran oleh makhluk halus.
Dari cara yang di lakukan pada pengobatan tawar denah akan menggunakan mantera-mantera tawar denah yang sudah turun temurun menggunakannya. Sebelumnya terlebih dahulu dengan menyiapkan ramuan-ramuan,seperti:daun sirih, jerangau, bolai, cekou, pinang, kapur sirih, gambir, merica, cengkeh. Si dukun mengambil tiga helai daun sirih untuk di tawarkan dengan memasuki ramuan yang lainnya sebelum di jampi. Sirih yang di bagi tiga bagian tadi di gunakan sebagai sesemburan pada kaki yang sakit selama tiga hari. Pelaksanaannya di lakukan pada waktu senjo hari. Untuk mengobati penyakit tawar denah ini memang harus di waktu senjo atau hamper masuknya waktu maghrib,karena penyakit ini datangnya sewaktu senjo hari, lalu untuk mengusir penyakit tersebut di saat penyakit itu datang,pada saat itulah dilakukan sesemburan menghalau penyakit.
Adapun tujuan dari pengobatan tawar denah ini,disamping menyembuhkan penyakit denah tak lain juga untuk melestarikan nilai budaya yang terkandung dalam pengobatan tawar denah,di mana mantera-manteranya memiliki nilai kara seni yang sangat tinggi,yang merupakan sastra lama yang berupa sastra lisan dari mulut ke mulut.Kesimpulannya,pengobatan ini dapat menyembuhkan penyakit denah yang menggunakan mantera-mantera yang memiliki kekuatan mistik yang berbau mejik,sebagai alat komunikasi si duku dengan makhluk halus dengan menggunakan ramuan-ramuan yang menguatkan keberadaan mantera yang di gunakan,karena merupakan bahan pelengkap
153/fib/2014/SAD | 153 SAD r | My Library | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain