SKRIPSI
Struktur Fungsional Pembuatan Batik Riau Kota Pekanbaru
Provinsi Riau merupakan salah satu daerah yang menghasilkan kerajinan
batik. Batik riau sudah ada sejak kerajaan Daik Lingga dan kerajaan Siak, dalam
bentuk batik cap. Dengan berakhirnya masa pemerintahan kerajaan berakhir pula
batik cap. Kemudian pada tahun 1985 batik Riau digali dan dikembangkan
kembali dengan batik canting tulis. Berkembang tiga pengrajin batik, yang
pertama batik Lancang Kuning (batik tulis) oleh Ibu Sudirah, yang kedua batik
Tanjung Sari (batik tulis) oleh ibu Tanjung, dan yang ketiga batik Selerang
(batik printing/cap) oleh Ibu Rofa’i. dilanjutkan pada tahun 2003 oleh Ibu
Mardalena Saleh dengan batik cap, dan pada tahun 2004 dilanjutkan oleh Ibu
Septina Primawati Rusli.
Dari masa kerajaan sampai sekarang batik riau sudah berkembang dan
menyebar keseluruh Provinsi Riau. Batik Riau kota Pekanbaru yang dikenal
dengan batik Tabir yang khas Melayu, selain di kota Pekanbaru juga telah
dikembangkan di Kabupaten Siak dengan nama batik Tabur, sedangkan
Kabupaten Kampar dan Rokan Hulu motifnya sesuai dengan khas daerah tersebut.
Penelitian ini berjudul “Struktur Fungsional Pembuatan Batik riau Kota
Pekanbaru”, objek materialnya batik Riau kota Pekanbaru (batik Tabir),
sedangkan objek Formalnya struktur fungsional dalam pembuatan batik Riau kota
Pekanbaru. Penelitian ini memakai metode kualitatif deskriptif dengan unsurunsur
metodisnya deskriptif, interpretasi, dan holistik.
Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan, maka penulis menarik
kesimpulan bahwa Struktur fungsional pembuatan batik Riau kota pekanbaru
adalah desain pola, memindakan pola pada mori, mencanting klowong dan isenisen,
mewarnai, melorot, dan pengeringan. Sedangkan fungsinya adalah sebagai
bahan pakaian, benda pakai, dan sebagai benda seni pad masyarakat.
094/fib/2014/SAD | 094 SAD n | My Library | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain